Ahad, 21 Mei 2017

" BETULKAH SAYA SUDAH BAIK *

Muhammad Zahir

*"Sudah Baikkah saya"* walaupun selalu sholat 5 waktu serta tepat pada waktunya.
*"sudah Baikkah saya"* walaupun telah berhaji & umroh beberapa kali.
*"sudah Baikkah saya"* walaupun telah bersedekah setiap hari.
*"sudah Baikkah saya"* walaupun hari-hari kita memberi nasihat dan teguran kepada orang lain yang berbuat salah.
*"sudah Baikkah saya"* walaupun sudah pakai jubah, dan menutup aurat dengan sempurna.
*"sudah Baikkah saya"* walaupun setiap malam sholat Tahajjud, Witir, Hajat dan zikir.
*"sudah Baikkah saya"* walaupun  tiap hari ke masjid atau musholla utk shalat & menambah ilmu.
*"sudah Baikkah saya"* walaupun setiap saat kita update status berunsur nasihat dan dakwah.
*"Sudah baikkah saya"* walaupun setiap saat kita menolong orang lain.

*Al-Quran, surah an-Najm ayat 32:*
*_"...........Janganlah kamu menganggap diri kamu suci (orang baik) kerana Allah-lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertaqwa_*

Aisyah (ra) ditanya orang *"Siapakah orang yang buruk?" dijawab olehnya "iaitu orang yang merasa dirinya baik". Beliau ditanya lagi "Siapakah orang yang baik?", maka dijawab "iaitu orang yang merasa dirinya buruk"*.

*JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN.*
Kerana kita takkan pernah tahu di manakah dan bilakah saat *HATI* kita *IKHLAS* melakukan amalan-amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah Swt.
*Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima.*

Selalu letakkan diri kita dalam keadaan :
*"Aku banyak kekurangan dan kelemahan, semua orang lain lebih baik dari aku kerana hati manusia masing-masing hanya diketahui Allah"*.
*"Akulah yang paling buruk di kalangan manusia. Aku sedang perbaiki diriku dan mencuba bantu orang lain untuk menjadi lebih baik"*.

Wujudkan *KEIKHLASAN* hindari *IRI & DENGKI*
Selalu mengharapkan *REDHA  ALLAH*
Latih diri agar selalu *TAWADHU'* jauhkan dari penyakit *UJUB & TAKABBUR*
Selalu perbaiki *diri serta orang lain dengan kelembutan dan kasih sayang*
Hanya Allah yang akan terus memberi kita *PETUNJUK* serta *JALAN KEBENARAN*.

*Semoga setiap hari Allah selalu membimbing kita semua* .Aamiiinnn.

Rabu, 17 Mei 2017

NASIHAT MAULANA ILYAS RAHMATULLAH 'ALAIH

Muhammad Zahir, 

1. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan :
“Yang saya khawatirkan nanti akan terjadi, dimana orang itu seperti usaha agama, namun disisi Allah tidak sedang usaha agama. Mengapa bisa begitu ? Hal ini karena maksud usaha agama ini adalah bagaimana diri kita ini sifatnya tambah baik, yakinnya tambah kuat, ketaatannya pada Allah subhanahu wa ta’ala meningkat, kecintaannya kepada sunnah semakin bertambah, shalatnya makin khusyu’, ilmunya semakin bertambah, dan inilah maksud usaha agama. Tapi hari ini orang usaha agama hanya untuk orang lain saja bukan untuk diri sendiri. Inilah yang dimaksud kita disisi manusia terlihat seperti usaha agama tetapi disisi Allah bukan sedang usaha agama.

2. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
“Siapa saja yang buat kerja dakwah tetapi tidak yakin bahwa Allah akan menolong dia, berarti orang ini adalah orang yang #Fasiq.” Barangsiapa yang buat kerja dakwah dan dakwah menjadi maksud hidupnya, maka Allah akan tolong dia seperti Allah telah tolong para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan para Nabi ‘alaihis shalatu wassalam. Siapa saja yang mengisi hatinya dengan Amal Agama, maka Allah akan masukkan cahaya ke dalam hatinya sehingga ia dapat melihat dengan cahaya Allah. Umar radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Hati-hati dengan firasat orang beriman.

3. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih menyatakan :
"Hakikat usaha ini adalah satu perjuangan yang sangat besar, sayangnya banyak orang yang masih belum memahami hakikatnya"

4. Kata Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih harus ada niat : Seluruh hidup, seluruh harta, seluruh diri untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Bagaimana supaya Allah subhanahu wa ta’ala tetapkan hidayah untuk kita?

Caranya :
1. Jangan lihat keburukan orang lain dan lelaki yang bukan muhrim.
2. Untuk ishlah diri : Semua perintah Allah subhanahu wa ta’ala anggaplah belum tahu dan baru mendengar.
3. Ada fikir dan risaunya seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, memikirkan dan merisaukan bagaimana keadaan ummat sekarang.
4. Bagaimana amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hidup di seluruh alam.
6 Bagaimana usaha Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hidup di seluruh alam.
Untuk dapatkan ini hendaklah maksud Nabi menjadi maksud hidup kita.
7 Kita hidup untuk Da`wah, Da`wah sampai mati, Mati dalam Da`wah.

5. Nasihat Maulana Muhammad Ilyas rahmatullah ‘alaih :
Cara menyelesaikan berbagai masalah, baik masalah pribadi, masalah umat, maupun masalah politik adalah dengan Dakwah dan Usaha Agama, berdasarkan satu fikir. Cara-cara yang ditempuh di luar usaha agama nampaknya saja dapat memberikan hasil dan keuntungan dengan segera, sekalipun hanya dengan pengorbanan yang sedikit. Dalam pada itu, usaha agama menghendaki pengorbanan yang besar sedangkan keuntungannya tidak segera dapat dilihat. Itulah sebabnya mengapa orang-orang menjauh dari usaha agama. Demikian pula orang-orang yang terlalu tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan ketika melihat orang-orang yang “tidak produktif” seperti kita atau ketika melihat asas usaha dakwah kita. Namun ternyata mereka tidak mampu melihat hakikatnya, yakni tidak mampu memahami hakikat syariah.

6. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata : Terdapat dua golongan orang yang membuat usaha usaha agama, iaitu :
1. Mereka yang keluar di jalan Allah, dengan niat untuk menyelesaikan masalah hutang/sakit/kesusahan. Orang yang seperti ini tidak akan istiqamah (dalam usaha agama)
2. Mereka yang keluar di jalan Allah, karena menganggap bahwa hal itu adalah perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Orang seperti ini akan istiqamah dalam membuat kerja dan akan mendapat tarbiyyah dan maju (dalam usaha agama).

7. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan :
"Bahkan dalam saat minum teh pun kita mesti bertanya keadaan ahli keluarga kita, agar tidak ada satupun ahli keluarga yang terlibat kesia-siaan, jangan hidup seperti kaum Yahudi dan Nasrani, yang tidak mempunyai tertib hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam "

8. Maulana Muhammad Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
"Permisalan keadaan ummat ini hari, ibarat seseorang yang memiliki mata tetapi mata tersebut buta, memiliki telinga tetapi tidak bisa mendengar (tuli), sehingga dia dalam keadaan sedang berjalan, tetapi berjalannya menuju jurang... Artinya menuju jurang kehancuran atau jurang neraka. Naudzubillah min dzalik.

9. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
"Musyawarah adalah suatu perkara yg besar. Allah berjanji apabila kalian duduk bermusyawarah dan bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka sebelum kalian berdiri, kalian mendapat taufik pada jalan yang lurus." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang hendak mengerjakan suatu urusan, lalu ia bermusyawarah dengan seorang muslim, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan memberinya taufik kepada urusan yang paling benar dan paling baik untuknya." (HR. Thabrani)

10. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan :
Ilmu Fadhail memiliki derajat satu tingkat di atas Masail karena dengan fadhail orang tergerak ingin beramal dan pada saat yang sama mereka akan belajar masail tentang amalan tersebut.
Ilmu Masail ibarat ban depan mengemudikan arah yang benar, sedangkan ilmu fadhail adalah ban belakang.

11. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih ditanya orang. Kerja yang kamu buat sekarang ini banyak melalaikan hak makhluk, bagaimana ini? Dijawab oleh beliau, betul. Saya akui kerja yang saya galakkan sekarang ini banyak mengurangi hak makhluk, tapi dengan seorang mengambil usaha ini dengan sebab usahanya banyak orang-orang yang dahulunya melalaikan hak makhluk setelah mendapat hidayah dia menjadi orang-orang yang menunaikan hak makhluk dengan sebenarnya.

12. Beberapa orang datang ke Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih, mereka berkata kepada Maulana Ilyas, “Syaikh antum ini wali.” Ini asbab hebatnya kerja dan gerak beliau dalam Dakwah. Namun apa kata Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih, “Bukan, saya ini bukan wali, tetapi yang wali itu adalah kerja dakwah ini.” Jadi Maulana Ilyas tidak ingin membawa umat ini kepada pengkultusan, tetapi lebih ingin mengarahkan umat ini kepada kerja dakwah. Kita tidak menafikan adanya orang-orang tertentu yang mempunyai level kedekatan dengan Allah seperti para Aulia, tetapi ini sedikit sekali, tidak semua orang bisa mencapai level ketaatan seperti itu. Itulah namanya orang-orang pilihan Allah. Namun untuk yang secara umum agar umat ini dapat menjadi dekat dengan Allah, maka Allah berikan ummat ini kerja dakwah yang bisa membuat ummat ini diwalikan semua oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam tarekat-tarekat, mereka mempunyai mursyid yang mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri dalam doa. Namun dalam kerja dakwah ini tidak ada yang seperti itu, yang paling utama dalam kerja dakwah ini adalah kerja itu sendiri.

13. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih ditanya oleh anaknya iaitu Maulana Yusuf rahmatullah ‘alaih : “Ya ayahanda ! kenapa ayah buat jamaah lagi padahal sudah banyak firqah-firqah dan bermacam-macam jamaah dalam Islam ?” Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih katakan : “Wahai anakku !! hari ini amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah banyak dikerjakan oleh ummat islam dan wujud di mana mana tempat dalam jamaah, tetapi maksud hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah hilang dari ummat, sehingga amalan ummat tidak mencapai hakikat amal.”
a. Mereka shalat, yang seharusnya mampu mencegah fakhsya’ dan mungkar, tetapi belum bisa wujud di tengah ummat
b. Puasa, yang seharusnya menghasilkan ketakwaan, juga belum berhasil
c. Zakat, yang seharusnya menghilangkan cinta dunia, malahan menjadikan orang semakin cinta dunia
d. Haji, yang seharusnya mendatangkan kecintaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala justru orang semakin mencintai makhluq

Maksud ittiba’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mengikuti kepada dua perkara :
1. Amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
2. Maksud hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

14. Tahapan Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih dalam merintis dakwah adalah :
i) Membayar orang untuk lakukan dakwah (Tidak ada hasil)
ii) Membangun 250 madrasah (Tidak ada hasil)
iii) Menganjurkan santrinya berpuasa/menahan lapar dan berdoa (BERHASIL, asbab munajad Maulana sambil lapar, sehingga seiapa saja yang hadir di Masjid beliau di Banglawali tidak akan kelaparan)
iv) Maulana amalkan bayan subuh setiap hari 3 jam dengan berdiri dan tidak tidur melebihi 4 jam, serta doa minta diwafatkan ketika berdakwah (BERHASIL, usaha dakwah ini berkembang ke seluruh dunia hingga kini dan Insya Allah sampai hari kiamat)
Kesimpulan : Hanya dengan PENGORBANAN, dakwah akan BERHASIL.

15. Maulana Muhammad Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
"1/100 pun saya tidak mampu untuk menyampaikan hakekat kerja ini kepada manusia, dan 1/100 dari apa yang telah saya sampaikan pun, tiada seorang pun yang memahaminya." Seandanya Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih telah menyatakan ketidak sanggupan beliau walaupun 1/100 atas kerja ini, lalu dimanakah derajat kepahaman kita.????"

16. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih, setelah sorenya memberikan bayan Maghrib ,tengah malam beliau membersihkan tandas dan membuang kotoran manusia yang pada jaman itu kotoran manusia dikumpulkan bukan safety tank seperti sekarang, tetapi harus dibuang setiap hari.

17. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih pernah berkata, ada 2 (dua) orang yang terkebelakang dari usaha ini :
i. Niat untuk mengishlah orang lain
ii. Mau mengishlah kerja ini

18. Satu kali Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih telah melihat satu orang penarik becak singgah ke masjid untuk buang hajat (ke belakang). Maulana beranggapan dia akan dapat berjumpa lagi dengan orang tersebut dan beliau sempat mengerjakan shalat sunnat 2 rakaat. Setelah selesai Maulana pergi mencari orang tersebut namun sudah tidak kelihatan lagi. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih menangis dan terus menangis. Semasa diakhir hayatnya Maulana Ilyas, sempat menangis dan menceritakan peristiwa tersebut yang terjadi beberapa tahun yang lalu.

Beliau menyesal dengan 2 rakaat shalat sunnat, beliau telah gagal untuk memberikan dakwah pada orang tersebut. Kata Maulana Umar Palanpuri rahmatullah ‘alaih, jikalau kita mendapat peluang untuk buat dakwah, janganlah kita tangguhkan, mungkin dimasa itu Allah subhanahu wa ta’ala telah buat suatu keputusan untuk hidayah seluruh alam. Allahu Akbar!

19. Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih berkata :
Carilah ilmu, yang dengannya kita semakin bertambah pengetahuan tentang kebodohan kita, sehingga kita akan merasa kurang dan kita terus belajar, apa lagi dalam Perkara Agama. Buahnya kita akan jauh dari Sifat Sombong.

20. Pada suatu peristiwa, Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih telah bertanya kepada orang Mewat apakah mereka faham apa yang dikatakan oleh beliau didalam bayan beliau. Orang-orang Mewat menjawab, "Ya kami faham". Ketika ditanya, "apa yang kamu fahami? Jawab mereka, "beliau menghendaki dengan bayan tersebut agar kami keluar di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, selain itu kami tidak tahu, oleh karena itu maka kami sedia keluar di jalan Allah.

Maulana MUHAMMAD ILYAS
Pengasas Dakwah TABLIGH
PADA TAHUN 1920 an  .....

Khamis, 11 Mei 2017

27 TANDA-TANDA ANDA SUDAH MENJADI HAMBA DUNIA

* Muhammad Dzahir
(Baca no 1-5 shj pun dah cukup):

1. Anda tidak bersiap-siap saat waktu solat akan tiba.
2. Anda melalui hari ini tanpa sedikit pun membuka lembaran Al-Qur'an lantaran anda terlalu sibuk.
3. Anda selalu berfikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta anda semakin bertambah.
4. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahawa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram.
5. Anda terus menerus menunda untuk berbuat amal soleh. “Aku akan mengerjakannya besok, nanti dan seterusnya.”
6. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.
7. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi sehingga terabaikan amal ibadah.
8. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil.
9. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.
10. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diredhai Allah sekiranya perbuatan itu boleh mengecewakan orang lain.

11. Anda sangat menumpukan perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.
12. Anda merencanakan kehidupan hingga jauh ke hadapan.
13. Anda menjadikan aktiviti belajar agama sebagai aktiviti pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkerjaya.
14. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.
15. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.
16. Anda melalui hari ini tanpa sedikit pun memikirkan kematian, bahkan anda benci pada mati dan tidak ingin memikirkannya.
17. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.
18. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.
19. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup anda yang suka berfoya-foya, walaupun anda tahu bahawa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.
20. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahawa beginilah satu-satunya cara agar tetap di tengah kesulitan ekonomi.

21. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya-puasnya. 
22. Anda sangat perhatian dengan penampilan fisik anda.
23. Anda meyakini bahawa kematian dan hari kiamat masih lambat lagi dan lama datangnya.
24. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi anda sedikit pun tidak mendapat pengajaran dari kematiannya.
25. Anda mengerjakan solat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.
26. Anda tidak pernah berfikir bahawa hari ini bisa jadi hari terakhir Anda hidup di dunia.
27. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingati Allah.
-Semoga Allah melindungi kita dari hal tersebut dan semoga kita termasuk golongan hamba-hamba Nya yang soleh.

*_Aamiin_*

PESANAN BUAT DIRI

JANGANLAH *bebankan dirimu* dengan *kerisaun tentang dunia* kerana urusan dunia milik Allah.
JANGANLAH bebankan dirimu* dengan *kerisaun tentang rezeki* kerana *rezeki datang dari Allah.
JANGANLAH bebankan dirimu* dengan kerisaun tentang masa depan kerana *masa depan di Tangan Allah.
Apa yang engkau perlu risau hanyalah satu perkara sahaja, iaitu *Bagaimana engkau membuat Allah redha* kerana sekiranya engkau membuat Allah redha, *Dia akan redha padamu*.
Apabila *Dia redha padamu*, Dia akan *melindungimu* dan *mencukupkan keperluanmu*

(Imam Ibn Qayyim)

DOA SENJATA MUKMIN

Muhammad Dzahir: Tazkirah Harian

Manusia dilahirkan di dunia ini dibekalkan dengan fitrah. Di samping itu, manusia juga membawa nafsu dan keinginan yang mewarnai corak kehidupannya. Namun, manusia tidak dibiarkan begitu sahaja. Allah SWT yang Maha Pemurah tetap membimbing manusia dengan wahyu-NYA dan dikurniakan akal kepada manusia agar segala godaan hawa nafsu jahat,di samping pengaruh syaitan yang keji dapat dihadapi. Lalu, manusia mencapai tahap taqwa dan kebersihan hati.

Hakikatnya, tidak semua manusia mendapat hidayah dan menerima bimbingan Allah. Tidak semua manusia mengetahui cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Agung. Justeru, ramai yang tersesat ke lembah kebodohan dan kenistaan hidup yang berpanjangan serta jiwa yang keluh kesah.

Sesungguhnya keteguhan dan ketenangan jiwa itu dapat dicapai dengan aqidah yang kukuh, solat, zikir, doa, istighfar dan ibadah-ibadah yang dianjurkan Àllah SWT kepada para hamba-NYA.
Maka, marilah beramal dengan anjuran Islam yang sebenar, iaitu amalan yang diajar oleh Rasulullah SAW. Orang mukmin yang sejati tidak akan membuang masa,bahkan setiap detiknya akan diisi dengan pelbagai amalan dan ibadah yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Bibirnya sentiasa basah dengan tahmid, takbir,dan tasbih kepada Rabbnya yang Maha Mulia,kemudian dia berdoa mengharapkan keredaan-NYA.Tiada suatupun yang lebih bererti dalam kehidupan seorang insan melainkan mendapat keredaan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda"Doa adalah senjata orang mukmin."Dalam kesempatan lain,Baginda bersabda,"Doa adalah inti ibadah."

Doa adalah bukti keyakinan pada eksistensi, kekuasaan dan ke-Maha Pemurah-an Allah SWT.Kerananya kehidupan seorang mukmin tidak pernah sepi daripada doa dan zikir. Bahkan dalam suasana perang pun, doa dan zikir tetap dilantunkan.

Melalui doa dan zikir, seseorang mukmin mampu mendapatkan cinta Rabbnya, terhindar daripada pelbagai gangguan jahat, dan imannya semakin kuat. Dengan doa dan zikir, hati akan menjadi hidup, tenang dan bahagia. Jika demikian.....
Masihkah ada keraguan untuk memperbanyakkan doa dan zikir? 
Jom mulakan sekarang...pagi dan petang !


DOA MENDAPAT CAHAYA ALLAH (NUR ILAHI)

Cahaya orang Mukmin di Dunia

Orang beriman adalah orang yang berada dalam naungan cahaya Allah azza wa jalla. Wajah dan hatinya diliputi cahaya yang dapat dirasakan oleh orang di sekitarnya. Kata katanya mententeramkan dan menyejukkan hati, perilaku dan ahlaknya menyenangkan orang di sekitarnya. Di manapun ia berada selalu mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat cahaya yang terpancar dari wajah orang mukmin ini.

Sebaliknya orang yang tidak beriman pada Allah azza wa jalla berada dalam kegelapan. Wajah dan hatinya diliputi kegelapan di atas kegelapan. Kata katanya menyakitkan hati, perilaku dan akhlaknya menimbulkan keresahan bagi orang di sekitarnya. Hidupnya penuh kebohongan dan tipuan, ke sana ke mari mengumbar syahwat dan kesenangan fatamorgana. Orang yang mengikutinya sering terjebak kesenangan semu (palsu), yang berakhir dengan kesengsaraan dan derita. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat kegelapan wajah orang ini.

Bacalah doa ini selepas setiap kali solat semoga Allah azza wa jalla mengurniakan cahaya Nur Allahi dan dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berdoa memohon cahaya pada Allah sebagai berikut:

Allahummaj al fii Qolbi nuuron, wafii bashorii nuuron, wafii sam’i nuuron, wa an yamiinii nuuron, wa an yasaari nuuron, wafawqii nuuron, wa tahtii nuuron, wa amaamii nuron, wa kholfii nuuron, wajj allii nuuron

Maksudnya:
Ya Allah! Jadikanlah hatiku bercahaya, dan pada lidahku bercahaya dan jadikanlah pada penglihatan ku bercahaya dan pada pendengaranku bercahaya, dan dari kanan ku bercahaya, dan dari kiriku bercahaya, dan daripada atas ku bercahaya, dan daripada bawah ku bercahaya, dan dari muka ku bercahaya, dan dari belakang ku bercahaya, dan jadikanlah pada diriku bercahaya dan sebesar-besar bagiku bercahaya.

Doa Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Mukhtarul Hadis:

Aura Orang Beriman
Hadis riwayat Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang bermaksud):
"Kalian adalah orang-orang yang memiliki CAHAYA MUKA, CAHAYA TANGAN dan CAHAYA KAKI pada hari kiamat, kerana penyempurnaan wudu'. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu, hendaklah ia memanjangkan CAHAYA PUTIH tersebut.

Walaupun cahaya dalam hadis di atas mungkin boleh dikaitkan dengan aura, TETAPI perlu diingatkan bahawa beribadat semata-mata untuk mendapatkan kehebatan aura, boleh membawa kepada kesyirikan dan akan terpesong akidah. Tambahan pula dengan pengaruh tipu daya dan hasutan syaitan dan iblis yang sangat halus, sekiranya tidak berpegang kuat kepada Al-Quran, Hadis, Ijmak dan Qias.