Jumaat, 11 April 2014

PeSAn MaKriFaT NaBi KhiDiR KePaDa NaBi MuSA

Pesan Makrifat Nabi Khidir
Gambar hiasan
Pesanan Pertama 
Ketika berpisah dengan Nabi Musa, dia (Musa) berkata, “Berilah aku wasiat”. jawab Nabi Khidir : Wahai Musa, jadilah kamu orang yang berguna bagi orang lain, Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan di antara mereka sehingga kamu dibenci mereka.

Jadilah kamu orang yang sentiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka. Janganlah kamu keras kepala atau bekerja tanpa tujuan. Apabila kamu mencela seseorang hanya kerana kekeliruannya saja, kemudian tangisi dosa-dosamu, wahai Ibnu Imron! (Al Bidayah Wan Nihayah juz I hal. 329 dan Ihya’ Ulumuddin juz IV hal. 56).

1. “Wahai Musa”, jadilah kamu seorang yang berguna bagi orang lain.
Sebaik-baiknya manusia yang berguna bagi orang lain kerana kehadirannya sangat diperlukan dan andaikata dia pergi, mereka merasa kehilangan sehingga yang akan dijadikan ikutan tidak ada, dan sebagai penggantinya yang setaraf pun tidak ada.

2. Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan di antara mereka sehingga kamu dibenci mereka. Kerukunan dan ketenteraman lingkungan diharapkan oleh setiap orang. Dan apabila ada seseorang yang membuat ketidaktenteraman dalam masyarakat atau yang menimbulkan kecemasan mereka, kehilangan orang seperti ini tidak akan dinantikan. Dengan ketiadaannya, masyarakat merasa tenteram, sebaliknya kehadirannya di sesuatu tempat keberadaannya di sesuatu tempat hanya akan menimbulkan kebencian
.
3.  Jadilah kamu orang yang senantiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka. Wajah masam kusam menunjukkan wajah atau hati sedih dan kurang senang pada keadaan. Terimalah apa adanya dengan senang hati, jalani saja kehidupan ini dengan ketabahan dan sabar, walaupun pahit dirasa. Kejadian apapun yang kita alami, pasti Allah akan memberikan hikmah dan pelajaran dibaliknya. Dengan demikian kesedihan pun sirna dengan sendirinya, dan wajah kelihatan berseri-seri tampaklah muka ceria.

4.   Janganlah kamu keras kepala, atau bekerja tanpa tujuan. Keras kepala adalah sifat yang harus disingkirkan jauh-jauh, kerana boleh menolak sifat-sifat baik lainnya, kalau sifat keras kepala masih mendominasi pada diri yang akibatnya dapat merugikan diri sendiri menyebabkan pekerjaan menjadi tidak terarah dan sia-sia.

5.  Apabila kamu mencela seseorang, hanya kerana kekeliruannya saja. Kemudian tangisi dosa-dosamu. Menyalahkan orang lain atau mencela tidak diperbolehkan oleh Nabi Khidir kerana beliau berlandaskan firman Allah dalam surat Al Insyiqaq ayat 19 : “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kejadiannya)”.

Manusia diciptakan oleh Allah tingkat demi tingkat, salah satunya tingkat pemahaman belum berubah atau berbeda sebab yang dicela tingkat pemahamannya di bawah yang mencela, logiklah yang mencela atau menyalahkan tidak dibenarkan.

Pesanan Kedua.
Diriwayatkan bahawa setelah Khidir akan meninggalkan Nabi Musa, dia (Khidir) berpesan kepadanya : Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti apa yang belum kamu fahami, tetapi janganlah sampai kamu jadikan ilmu-ilmu hanya sebagai bahan perbahasan. (Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Asakir).

Pesanan Ketiga.
1.  Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasihat itu tidak pernah merasa jemu seperti jemunya orang-orang yang mendengar nasihat.

Memberi nasihat kepada orang lain janganlah mengharapkan balasan kecuali redha Allah dan tugas menyampaikan. Tugas menyampaikan dan mensyiarkan agama Allah adalah tugas setiap muslim. Firman Allah dalam surat Al Hajj ayat 32 mengatakan :
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”.

Dan kita sendiri jangan merasa bosan-bosan untuk menengarkan para penceramah itu termasuk tholabul ilmi yang diwajibkan pada setiap muslim, walaupun ilmunya banyak.

2.   Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasihati kaummu.
Berilah nasihat singkat, padat, berisi dan yang penting tidak membosankan.

3.   Dan ketahuilah bahawa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang harus kamu rawat dan pelihara dari hal-hal yang bisa memecahkannya.

Iman di dalam hati belum tentu sudah kokoh tanpa djaga dan dirawat dan dipelihara kerana lapisan luar hati masih dipenuhi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak ke arah perbuatan yang kurang baik. Maka dari itu waspadalah dalam menjaga hati jangan sampai hati terpengaruh dari hasutan syaitan yang cara penyusupan penyerangannya melalui hawa nafsu. Begitu hati sudah terkena pengaruh hawa nafsu pecahlah hati ini. Dan hati-hatilah dalam menjaganya.

4.   Kurangilah usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh di belakangmu, kerana dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya.

Dunia yang kita tempati ini tidaklah selamanya kita tempati dan setelah selesai hidup kitapun berpindah di alam lain, maka kumpulkan amal kebajikan untuk modal menuai di akhirat nanti. Jangan membuang masa, tanamlah amalmu untuk menggapai kebahagiaan di alam akhirat, apabila tidak ditanami amal kebajikan apa yang diambil di sana. Kita akan rugi di dunia dan di akhirat. Waktu kita di dunia hanya sebentar, tidaklah lama sebagaimana surah An Naziyat ayat 46 :
“Pada hari mereka melihat hari kebangkitan itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu petang atau di pagi hari”.

5.   Kamu diciptakan adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti.
Semua makhluk yang bernama manusia beramar ma’ruf nahi munkar. Mengerjakan amal yang baik untuk bekal di akhirat serta mencegah hal yang munkar untuk diri sendiri dan orang lain.

6.  Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang dilakukan kaummu.
Sabar dalam menghadapi kemaksiatan di lingkungannya, ini bukan bererti diam tetapi sabar dalam bentuk berusaha mencegah dan menggantikan dengan perbuatan yang baik. Apabila mengalami kesulitan, bersabarlah, mencari penyelesaian dan jalan keluar yang baik.

7.  Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan (ilmu) mu, kerana tempat yang kosong akan terisi oleh ilmu yang lain.

Kewajiban manusia yang berilmu untuk membagi ilmunya kepada orang lain yang memerlukan, bukan ilmu yang diberikan kepada orang lain itu habis tetapi malah sebaliknya bertambah banyak. Apa sebabnya?. Kerana, ilmu yang kita berikan kepada orang lain dengan ikhlas dan redha, Allah pun redha menambah ilmu Nya kepada orang tersebut.

8.   Janganlah kamu banyak membicarakan ilmumu itu, kerana akan dipisahkan oleh kaum ulama’.
Membicarakan ilmu yang sudah dicapai dengan predikat ilmu mukasyafah dengan orang yang di luar kelompoknya yang masih di bawah jauh dari ilmu yang dicapai, maka akan terjadi kurang baik bagi dirinya juga bagi orang lain.

Imam Al Ghozali mengatakan, pengetahuan-pengetahuan yang begini yang hanya boleh dikemukakan melalui isyarat, tidak diperkenankan untuk diketahui setiap manusia. Begitulah halnya dengan orang yang berpengetahuan tersebut tersingkap padanya, dia tidak boleh mengungkapkannya kepada orang yang pengetahuan tersebut tidak tersingkap atasnya. (Sufi dari Z.Z. hal. 181).

9.  Maka bersikaplah sederhana saja, sebab sederhana itu akan menghalangi aibmu dan akan membukakan taufiq hidayah Allah untukmu.

Menjalani kehidupan dengan kesederhanaan ini berarti sudah meninggalkan kehidupan yang terikat dengan dunia semara-mata.. Banyak tokoh Sufi yang pada awalnya hidup dalam kemewahan telah meninggalkan kehidupan seperti itu untuk hidup dalam kesederhanaan. Dengan mengamalkan kehidupan cara sederhana, hati tidak disibukkan dengan harta. Ibadah kepada Allah lebih tenang dan kusyuk . Langkah mendekatkan diri kepada Allah juga akan dipermudahkanNya.

10. Buangkanlah kejahilanmu dengan cara membuang sikap masa bodohmu (ketidak pedulian) yang selama ini menyelimutimu.

Menahan dan menyingkirkan sifat-sifat yang kurang adalah terlalu sukar jika tidak dilandasi dengan dzikir hati, sebab dzikir hati dapat mengikis sifat-sifat yang kurang baik yang sekian lama membelenggu diri. Dengan dzikrullah yang diamalkan sentiasa, disamping menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, sifat-sifat yang baik pula akan menguasai diri dan menambah ketenangan dan ketenteraman hati.

11. Itulah sifat orang-orang arif dan bijaksana, menjadi rahmat bagi semua. Orang-orang arif serupa dengan orang-orang Sufi, orang-orang Sufi kebanyakan adalah para wali Allah yang menjadi rahmat bagi semua orang.

12. Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, layanilah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Membendung kemarahan orang yang memarahi di awali melatih penahanan hawa nafsu dan membendung keinginan hawa nafsu yang ingin bergolak. Setelah mampu Membendung hawa nafsu, Membendung amarah orang lain dengan kelembutan sifat dan keteguhan hati.

13. Hai Putra Imron, kamu menyedari bahawa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit. Ilmu yang dipunyai manusia itu hanya sedikit, itupun Allahlah yang memberinya sedangkan ilmu yang Allah miliki tak terhingga sebagaimana dinyatakan pada surat Luqman 27: “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

14. Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa diri sendiri. Menutupi kekurangan diri sendiri juga sama dengan menutup diri yang tidak mahu menerima dari luar diri. Akhirnya kebodohan yang didapatkan sebaiknya sifat terbuka atau keterbukaan dari segala hal akan terbukalah hal-hal yang tersembunyi. Termasuk dapat terbukanya ilmu Allah maka jangan tutupi dirimu, terbukalah.

15. Janganlah kamu buka ilmu ini jika kamu tidak bisa menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika tidak tahu bagaimana membukanya, hai putra Imron. Membuka ilmu adalah tugas seorang guru, mursyid, atau pembimbing. Jadi beliau sudah mampu membuka dan menutup ilmu. Kenapa ilmu yang sudah dijalani oleh seorang murid ditutup?, disebabkan si murid ada kesalahan besar yang sudah tidak dapat diajak memperbaiki untuk meluruskan pelajaran ilmunya. Makanya harus ditutup, supaya di belakang hari tidak ada permasalahan yang lebih besar lagi. Kalau tidak tahu cara menutup ilmu, jangan sekali-kali membukanya walau tahu cara membuka ilmu tersebut, sebab kalau nanti ada konflik dikemudian hari tidak akan meyusahkankan. Mungkin sahaja ilmu yang baik ini diselewengkan.

16. Barang siapa yang mengumpulkan harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu. Sebagaimana kisah kerakusannya Qorun, dia seorang yang tamak terhadap harta tidak dipergunakan untuk perjuangan agama Allah, sehingga dia tertimbun hartanya.

17. Namun, semua hamba yang selalu mensyukuri kurniaan Allah serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan Nya, dialah hamba yang zuhud dan patut diteladani.

Orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah dan jangan zalim atas nikmat pemberianNya. Andai kata kita tidak mahu mensyukuri nikmat atas pemberian dari Nya, Allah pun murka sebagaimana diterangkan dalam surat Ibrahim ayat 34 : “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluan) dari segala apa yang kamu pohonkan kepada Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. 

Juga sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim mengatakan : “Dari Abi Yahya Shuhaib bin Sinan ra. berkata : Bersabda Rasulullah saw. sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin, jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya dan bila menderita kesusahan ia bersabar, maka sabar itu lebih baik baginya”.

18. Bukankah orang yang seperti itu mampu mengalahkan nafsu syahwatnya dan dapat memerangi pujuk rayu syaitan? Syaitan memujuk manusia sejak Nabi Adam as. diciptakan di syurga, syaitan iri  hati dengan Nabi Adam kerana Nabi Adam diciptakan lebih sempurna dari dia, bahkan dia (iblis) disuruh sujud kepada Nabi Adam. Dengan keingkaran iblis sujud kepada Nabi Adam, diusirlah dia oleh Allah dari syurga, dan disuruh menempati neraka selamanya. Iblis mahu menerima itu tapi dia masih meminta tangguh dan dalam penangguhan itu meminta lagi untuk menggoda anak cucu Nabi Adam as. Dan hanya yang ikhlaslah iblis tidak dapat menggoda manusia (anak cucu Nabi Adam), sebagaimana firman Allah di surat Al Hijr ayat 30 – 42 : 30.

Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama. 31. Kecuali iblis, ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang bersujud itu. 32. Allah berfirman : Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut bersujud) bersama-sama mereka yang bersujud itu? 33. Berkata iblis : Aku sekali-kali akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptaka dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk. 34. Allah berfirman : Keluarlah dari syurga, kerana sesungguhnya kamu terkutuk. 35. Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat. 36. Berkata iblis : Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. 37. Allah berfirman : (kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh. 38. Sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. 39. Iblis berkata : Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahawa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka. 40. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka. 41. Allah berfirman : Inilah jalan yang lurus, kewajiban Aku lah (menjaganya). 42. Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kuasa kekuasaan bagimu terhadap mereka kecuali orang-orang yang mengikuti kamu iaitu orang-orang yang sesat.

19. Dan Dia pula orang yang menuai buah dari ilmu yang selama ini dicarinya. Sabda Rasulullah saw. dari Abu Darda ra. mengatakan : Barang siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga. Dan para malaikat selalu meletakkan sayapnya untuk menaungi orang-orang yang menuntut ilmu, kerana senang dengan apa yang mereka lakukan. Dan bagi orang-orang yang alim, dimintakan ampun untuknya oleh penduduk langit dan bumi serta oleh ikan-ikan yang ada di air. Dan keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah (yang tidak memiliki ilmu) adalah bagaikan kelebihan sinar bulan atas bintang-bintang lainnya. Dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (kekayaan dunia), akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu itu, bererti ia telah mengambil bagian yang sempurna. (HR. Dawud Tirmidzi). (Pesan-Pesan Rasulullah hal. 167- 168).

20. Segala amal kebajikannya akan dibalas dengan pahala di akhirat. Sekecil apapun amal kebajikan yang kita kerjakan di dunia, Allah akan membalasnya kerana di dunia ini kita diwajibkan menanam amal sebanyak-banyaknya, surat Az Zalzalah ayat 7 menerangkan : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”.

21. Sedangkan kehidupan dunianya akan tenteram di tengah-tengah masyarakat yang merasakan jasanya. 

22. Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang tidak boleh dibahaskan atau dijadikan bahan pembicaraan saja. Ilmu yang tidak boleh dibahaskan itu ada beberapa macam antara lain penyampaiannya memakai bahasa isyarat, bahasa gerak, bahasa perlambang, bahasa kias, dan bahasa simbolis. Ada juga yang memakai bahasa kalbu, ada lagi cara penyampaiannya lewat mimpi dan yang setengah sadar. Menerima pelajaran seperti itu semua memang tidak bisa dibicarakan kepada orang yang belum dapat memahaminya. Mempelajari ilmu yang seperti itu dimulai dengan dzikir kalbu dan menghidupkan perasaan antara lain, perasaan lahiriyah / fisik, perasaan akal / otak, perasaan kalbu / hati, serta menghidupkan perasaan indra-indra dhohiriyah mahupun indra-indra batiniyah.

23. Itulah pembimbing jalanmu dan orang-orang akan disejukkan oleh hatimu.
Menjadi seorang pembimbing yang diawali dari dipimpin oleh seorang yang sudah ahlinya. Kerana kita ini ditunggu oleh mereka maka persiapkan dirimu untuk mereka. Sebab keberadaan sang pembimbing di tengah-tengah mereka hatinya merasa tenteram.

24. Hai Musa putra Imron, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fakir serta perbanyaklah amal kebajikan. 

Pakaian taqwa adalah yang paling baik untuk dipakai, dzikir adalah syarat pokok dalam kekokohan taqwa, buahnya dzikir itu bertafakkur. Ketafakkuran menghasilkan perenungan yang diamalkan dalam kehidupan seharian dengan berbakti kepada Allah swt.

25. Suatu hari kamu tidak dapat mengelak dari kesalahan, maka pintalah redha Allah dengan berbuat kebajikan, kerana pada saat-saat tertentu akalmu pasti melanggar larangan Nya.

26. Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu.

27. Pesananku ini tidak akan sia-sia apabila kamu mahu menurutinya.

Setelah itu Khidir meninggalkan Nabi Musa yang duduk termenung dalam tangisan kesedihan.

http://aulhud.blogspot.com/2012/07/pesan-makrifat-nabi-khidir-kepada-nabi.html
 (Kisah Khidir dan 9 Tokoh Sufi oleh ABU KHALID MA. Pustaka Agung Surabaya).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan