Jumaat, 2 Oktober 2020

KaLaM ULaMa

KaLaM ULaMa

Dari sebahagian kaum zahid mengatakan: "Barangsiapa dengan tertawa berbuat dosa maka Allah akan melempar dia kedalam neraka dengan tangisan, dan barangsiapa dengan menangis berbuat taat maka Allah akan memasukannya ke dalam syurga dengan tertawa".

maksud dari nasehat ini adalah : Orang yang dengan bangga berbuat dosa maka akan masuk neraka dengan penuh penyesalan. orang seperti ini pada hakekatnya telah melakukan dua dosa besar sekaligus yaitu disa itu sendiri dan dsoa karena bangga berbuat dosa.

Sebaliknya orang yang taat kepada Allah dengan penuh rasa penyesalan atas dosanya dan takut mendapat siksa sehingga ia menangis karenanya, kelak akan masuk surga dengan kegembiraan. orang seperti ini pada hakekatnya telah melakukan dua kebajikan, yaitu kebajikan taat itu sendiri dan kebajikan penyesalan atas dosa yang ia lakukan.

(Sumber: Nashaihul ibad: Imam Nawawi Al Banteni)

KaLaM ULaMa

Imam Al-Ghazali mengatakan: “Mujahadah merupakan energi jiwa yang akan menghantarkan engkau memperoleh kebahagiaan. Karena itu, jiwa harus dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan firman Allah, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang telah menyucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya,” (QS Asy-Syams [91]: 9-10)

Mengingat kunci kebahagiaan itu terletak pada jiwa, maka Allah SWT mengagungkan dan menyandarkan jiwa itu kepada Dzat-Nya. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa Dia telah mengistimewakan dan memuliakannya. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah, kemudian apabila telah Kusempurnakan kejadiaannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan-Ku), maka hendaklah engkau tersungkur dengan bersujud kepada-Nya.” (QS Shad [38]: 71-72)

Dari ayat di atas jelas sekali Allah mengingatkan bahwa manusia itu diciptakan dari tubuh yang dapat dilihat dengan penglihatan mata dan jiwa (ruh), yang dipertemukan dengan akal dan mata hati, bukan dengan indera. Allah menyandarkan tubuh manusia itu pada tanah, dan menyandarkan ruh kepada ruh ciptaan-Nya.

Merujuk firman Allah di atas, maka yang kami maksud dengan jiwa adalah ruh ciptaan-Nya. Dengan pengertian ini, orang-orang yang memiliki mata hati harus sadar bahwa jiwa atau ruhnya lebih luhur daripada tubuh yang hina yang berada di bumi ini. ”

Sumber: Imam Al-Ghazali dalam Kitab Mizan Al-Amal

KaLaM ULaMa

Pernah Imam Al Ghazali ditemui dalam suatu mimpi, lalu kepada beliau ditanyakan "Bagaimana perlakuan Allah terhadap tuan?"lalu beliau menjawab : Terlebih dahulu Allah menempatkan aku ditengah tengah anugerah-Nya. Lalu Allah menanyai saya "Lantaran apa Aku membawamu ke sisi-Ku?". Akupun menyebutkan berbagai amal perbuatanku, sehingga Allah memotong dengan firman-Nya "Aku tidak menerima itu semua. Yang Aku terima ialah satu kebajikanmu, di mana pada suatu hari engkau tengah menulis kemudian ada seekor lalat hinggap pada penamu untuk minum dawatnya; dan dengan kasih sayang engkaupun berhenti sejenak sampai lalat tersebut memperoleh kesegaran". Kemudian Allah memerintahkan "Bawalah Hambaku ini ke syurga !".

Rasulullah bersabda : "Allah Maha Penyayang berkenan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada mereka yang bersikap penyayang, maka dari itu sayangilah penduduk bumi agar kalian disayangi oleh penduduk langit"..

Kredit:Telegram Pencinta Rasul

PeNCiNTA RasULuLLah - BerLaku JujURLah

Semua orang hendakkan ketenangan, sama ada yang kaya, miskin, terkenal, terpinggir, berjawatan, tidak punya jawatan, dan sebagainya. Salah satu cara hendak dapat ketenangan (selain baca al Quran dan fahaminya) adalah,..

kita bersifat JUJUR. Sama ada jujur dengan orang lain, atau jujur dengan DIRI SENDIRI. 

Bila kita sentiasa jujur, insyaAllah hati kita akan rasa tenang. Tetapi bila kita selalu bohong / menipu, hati kita akan GELISAH.

Kau mungkin boleh tipu orang lain, tetapi selama-lamanya kau TAK BOLEH tipu diri sendiri. Bahkan kita TAK BOLEH TIPU hati kita, terutama bila kita BUAT DOSA.

Masa kita buat dosa, mungkin kita boleh bagi alasan yang kita rasa "tenang", tetapi itu hanyalah alasan untuk "sedapkan" hati kita saja.

Sebab hakikatnya, dosa itu akan GELISAHKAN hati kita.

Solusinya?

Taubatlah sungguh-sungguh wahai kawan-kawan. Dan berlakulah jujur dalam semua perkara, terutama dengan HATI dan DIRI kita sendiri.

Apa guna hidup kaya raya, mewah, ramai follower, pangkat tinggi, TETAPI hati tak tenang? 

Moga Allah kurniakan ketenangan dalam hati-hati kita.

Kredit:TelegramPencintaRasulullah

Rabu, 8 Januari 2020

HIKAM KE-41: PERGILAH DARI SELAIN ALLAH (MAKHLUK) KEPADA ALLAH SWT, PENCIPTA ALAM SEMESTA INI...

 "Jangan berpindah dari satu alam (makhluk) ke alam (makhluk) yang lain, bererti sama dengan himar [keledai] yang berputar di sekitar penggilingan, dimana ia menuju ke suatu tujuan, tiba-tiba ia kembali pula ketempat yang ia mula-mula berjalan dari padanya, tetapi hendaklah engkau pergi dari semua alam menuju kepada pencipta alam; Sesungguhnya kepada Tuhanmu puncak segala tujuan."
--Sheikh Ibn Athaillah As Sakandari, Kitab Hikam.

Berkata Sheikh Ibn Athaillah as Sakandari;
 Tidak ada hijab apapun antara engkau dengan Allah swt, akan tetapi yang menjadi hijabnya antara dugaanmu ada lagi sesuatu yang lain di samping Allah."

Pada hakikatnya tidak ada sesuatu kecuali Allah. Sehingga dengan demikian seorang hamba dapat melihat Allah dengan mata hatinya (dengan Nur Bashirah-Nya). Apabila ada yang menghalangi antara manusia dengan Allah, sehingga si hamba tidak dapat menyaksi (musyhadah) keberadaan Wujud Allah swt, hal itu hanya dugaan dan sangkaan nafsu si hamba itu sendiri, yang merasa ada (wujud) yang lain di samping Allah swt, maka terhalanglah penglihatan si hamba sehinga tidak dapat menyaksi kewujudan-Nya disebalik ciptaan-Nya.

Segala sesuatu pada hakikatnya tidak ada. Yang wajib ada hanyalah Allah swt. Hal selain itu tergantung kepada rahmat (tajalli) Allah swt, hendak diadakan atau tidak, hendak diciptakan atau tidak.

Sesungguhnya beriman kepada Allah adalah naluri insan. Seorang hamba yang mahu memahami dirinya sendiri akan memahami dengan sendirinya, bahawa Allah swt itu ada (wujud). Adanya Allah swt itu tidak memerlukan adanya yang lain. Allah tidak memerlukan sesuatu yang lain untuk menunjukkan keberadaan-Nya. Sebab, segala yang diciptakan Allah di langit dan di bumi telah membuktikan adanya Allah swt kerana segala sesuatu itu diwujudkan oleh Allah swt bagi menunjukkan bahawa Dia bersifat dengan sifat Wujud dan berdiri wujud-wujud berbilang ini adalah diwujudkan oleh Pencipta yang memiliki Wujud Hakiki, bukan bagi menunjukkan kewujudan ciptaan itu.

Fahamilah hal ini dengan baik!
Keadaan orang yang tidak dapat melepaskan dirinya dari syiriknya pada sangkaan nafsunya terhadap hakikat dirinya dan alam ini adalah umpama seekor keldai yang terikat dan berpusing menggerakkan batu penggiling. Walaupun jauh jarak yang dijalaninya namun, dia sentiasa kembali ke tempat yang sama yakni dari makhluk kepada makhluk yang lain tanpa dapat merasa bahawa Allah swt lah hakikat di sebalik setiap sesuatu. Jika ia mahu bebas dari hanya terlihat makhluk maka perlulah ia melepaskan ikatannya dan keluar dari bulatan yang sempit dengan hati cuba merasai bahawa ada Pencipta yang mewujudkan semua ini dan Dia Maha Melihat dan Menyaksikan segala sisi dari wujudmu setiap saat. Orang yang mahu membebaskan dirinya dari syirik yakni menyangka segala sesuatu itu menutupi Allah dan merasa bebas dari kebergantungan dari penciptanya, secara keseluruhannya hendaklah dia  membebaskan perhatian hatinya dari semua perkara kecuali Allah swt. Keluar dari bulatan alam dan masuk kepada Wujud Mutlak lagi Hakiki.

Hendaklah si salik itu diperingkat awal cuba untuk membebaskan diri dari hijab alam jasad. Hijab alam jasad ialah hawa nafsu. Di dalam penjara hawa nafsu ini tersedia berbagai-bagai macam cubaan dengan hidangan kelazatan seperti kekuasaan, wang,  kemegahan, kemuliaan, kasihkan puji-pujian, ujub, riya', tamak, dengki dan lain-lain sifat-sifat buruk. Jika mahu melepaskan diri dari penjara ini hendaklah berpuasa dari semua pengaruh makanan yang lazat tersebut apabila terhidang peluang. Jangan diajak bercakap tentang makanan tersebut kerana jika dibawa kepada perbincangan akan mendatangkan selera. Sembunyikan selera dan lapar walaupun perut bergelora. Sambutlah setiap hidangannya dengan penolakan dan palingkan mukamu ke arah lain. Apabila makanannya tidak dijamah, maka hawa nafsu tidak akan ada kuasa lagi memenjarakan seseorang itu. Bebaslah dia keluar dari penjara tersebut.