Sabtu, 16 Februari 2019

SURAH AL-IKHLASH

Alias Hashim, [14.02.19 14:15]

Allah SWT berfirman:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ ۚ
"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa."
اَللّٰهُ الصَّمَدُ ۚ
"Allah tempat meminta segala sesuatu."
لَمْ يَلِدْ ۙ وَلَمْ يُوْلَدْ ۙ
"(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan."
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ٪
"Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 1-4)

Surah Al-Ikhlâsh

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Pendahuluan Surah Al-Ikhlâsh
Tidaklah tersembunyi bagi orang yang memiliki makrifat Ilahiyah dan sudah mencapai kasyf pada keesaan dan kemandirian-Nya s.w.t. dalam Wujud dan Wujub Dzatiy; pada ketidakperluan Allah s.w.t. dalam Zat-Nya pada semua mazhhar dan majla; pada ketinggian-Nya dari segala elemen kefakiran dan keperluan yang memunculkan aib imkan dan sifat kekurangan; tidaklah tersembunyi baginya bahwa Zat Ahadiyah terhindar dari segala batasan dan sifat-sifat yang disematkan oleh orang-orang yang mensifati-Nya, dari segala bentuk mazhhar dan majla. Dia juga bersih dari segala elemen kefakiran dan keperluan yang menyebabkan munculnya sifat imkan.
Itulah sebabnya Allah s.w.t. menjelaskan zat-Nya di dalam surah ini, sebagaimana juga menyebut sifat zatiy sesuai dengan Ilmu Hudhuriy-Nya dengan Zat-Nya, sebagai bentuk peringatan dan pelajaran bagi hamba-hamba-Nya. Dia berfirman setelah melimpahkan nikmat:

{{بِسْمِ اللّٰهِ}}
[Dengan nama Allah] yang Zat-Nya tidak dapat dijangkau oleh nalar segenap mazhhar dan ciptaan-Nya secara mutlak; {{الرَّحْمٰنِ}} [yang Maha Pengasih] kepada mereka dengan menyebut sifat zat-Nya pada mereka; {{الرَّحِيْمِ}} [Maha Penyayang] kepada kalangan khawash mereka dengan menunjuki mereka ke berbagai rahasia makrifat dan tauhid-Nya.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ    Ǻ۝ۚاَللّٰهُ الصَّمَدُ   Ą۝ۚلَمْ يَلِدْ ڏ وَلَمْ يُوْلَدْ   Ǽ۝ۙوَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ    Ć۝ۧ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

{{ قُلْ }}
[Katakanlah] wahai Rasul yang paling sempurna, kepada siapa saja yang bertanya kepadamu dengan ucapannya: "Sampaikanlah kepada kami sifat-sifat Tuhanmu, yang engkau selalu menyeru kami untuk beriman dan beribadah kepada-Nya!"

{{ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ}}
[Dialah Allah Yang Maha Esa {1}] maksudnya, Dialah Zat yang memiliki sifat uluhiyyah al-ghaibiyyah wa asy-syahidiyyah, yang Mahatinggi dari keduanya, sesuai dengan Zat-Nya yang memiliki sifat uluhiyyah dan rububiyyah, yang menyatukan semua syarat kesempurnaan, sesuai dengan nama dan sifat yang sempurna yang terkandung di dalam Zat itu, yang memiliki sifat Ahadiyyah yang mutlak dan bersih dari keberbilangan dan keberbanyakan, yang Mahamandiri dalam Wujud, Kehidupan, dan al-qayyumiyyah, yang diiringi dengan kelanggengan dan kebakaan azali, abadi, selamanya, yang kebakaan-Nya dan kesinambungan-Nya tidak dapat diukur menggunakan timbangan atau alat ukur apapun juga. Sebagaimana juga Dia dengan qayyumiyyah-Nya tidak dapat dilingkupi oleh semua bentuk pengayoman dan penetapan takdir. Lagipula bagaimana mungkin Allah dapat menjadi objek ketetapan takdir, padahal Dia:

{{ اَللّٰهُ الصَّمَدُ}}
[Allah tempat meminta segala sesuatu {2}] maksudnya, Pemimpin, Tempat Bersandar, yang kepada-Nya bertujuan dan kembalinya segala yang lahir dan yang batin, baik yang termasuk kawâin maupun fawâsid, yang ada di kehidupan gaib dan kehidupan nyata, di dunia dan di akhirat. Dia dalam Zat-Nya Maha Tidak Memerlukan semua itu secara mutlak.
Lagipula bagaimana mungkin Dia menjadi Zat yang memerlukan sesuatu, padahal Dia adalah Allah yang:

{{ لَمْ يَلِدْ}}
[Dia tidak beranak] karena beranak adalah bagi adanya penerus, karena adanya ketakutan pada kemusnahan. Padahal Allah s.w.t. sesuai dengan qayyumiyyah-Nya serta Wujub Wujud-Nya dan Keabadian Baqa-Nya, sama sekali tidak memiliki kekurangan seperti itu. Karena tidak akan ada kemusnahan ataupun perpindahan yang terjadi pada-Nya; {{وَ}} [dan] begitu pula {{لَمْ يُوْلَدْ}} [Dia tidak diperanakkan {3}] karena segala yang lahir dan yang batin, yang azali dan yang abadi, semua dari-Nya, dengan-Nya, bagi-Nya, dan di dalam-Nya. Semua maujud yang niscaya, baik azali maupun abadi, tidak ada yang keluar dari lingkup bayangan-bayangan berbagai asma-Nya, dan pantulan-pantulan sifat-sifat-Nya.

Jadi bagaimana mungkin dapat digambarkan bahwa Dia diungguli oleh sesuatu selain Dia, padahal tidak ada yang selain Dia dalam Wujud secara mutlak, untuk kemudian yang lain itu melahirkan Dia.
{{وَ}}
[Dan] singkatnya, Allah adalah Zat yang Maha Bersendiri dalam ketunggalan-Nya, Mahatunggal dalam Kesendirian-Nya, dan Mahamandiri dalam kemandirian-Nya, karena {{لَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ }} [tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia {4}] tidak sebelum-Nya dan tidak pula sesudah-Nya. Karena tidak ada Tuhan selain Dia. Bahkan tidak ada yang Maujud selain Dia.

Penutup Surah
Hendaklah engkau wahai pengikut Muhammad yang bertauhid, yang mencapai kasyf atas Tauhid Zat –semoga Allah menempatkanmu di ranah kemuliaan dan tamkin-mu; hendaklah engkau gerakkan tekad dan hasratmu, setelah engkau mencapai kasyf atas Tauhid Zat dan kesempurnaan-
kesempurnaan asma serta sifat-sifat-Nya, menuju segala anugerah dan nikmat-Nya yang melimpah dari-Nya s.a.w. sesuai dengan renik al-asmâ al-husnâ dan al-aushâf al-'uzhmâ yang Dia miliki, niscaya engkau dapat dapat menyaksikan jejak-jejak (atsar) kuasa-Nya yang mengungguli segalanya, yang akan membuat semua akal dan pandangan menjadi bingung.

Jangan! Janganlah engkau alpa dari Allah sedetikpun. Karena kealpaan dari Allah akan membuatmu merasakan kerugian yang panjang. Karena setiap embusan "nafas" Ilahiyah yang berembus kepadamu di sepanjang hidupmu selalu mencakup berbagai keajaiban ciptaan Allah serta berbagai keluarbiasaan hikmah-Nya yang cermat dan luar biasa, sehingga belum akan pernah ada yang seperti itu sebelumnya, dan tidak akan pernah ada yang seperti itu selama-lamanya.

Hendaklah engkau menggunakan kesempatan untuk mengalami segala anugerah Ilahi, tapi jangan sampai engkau sibuk dengannya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengalami segala anugerah al-Haqq, yang menghirup embusan ruh dan rahmat-Nya, dengan nikmat dan kedermawanan-Nya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan