Apabila...
kesombongan menyelimuti diri
engkau tak akan sedar siapa diri mu
pandangmu mendongak ke langit
langkahmu kencang bagai tiada desir
jari tapak mu tidak jejak ke bumi
tatkala sombongmu mengegokan diri
melonjak darjah tahap memuncak
tak sedar akan hakikat kejadianmu
tak kan mengerti hakikat diturunkan ke bumi
Di kala itu
Engkau kabur
Mata mu tak bisa melihat kebenaran
Telingamu tak kan bisa mendengar suara intipan
Hidungmu tak akan merasa kelazatan wangian
Lidahmu kelu tak bisa bicara kebesaran Tuhan
Tak akan keruan langkah yang sekukuhnya diatur
Tak akan keruan tingkah lakumu disusun
Tak akan hindar bingitan dunia yang memangnya fana
Tak akan hindar bunyian merdu sang syaitan
Yang sering datang mengoda
Pada segenap urat sarapmu
Pada segenap aliran darahmu
Pada segenap fikir pandanganmu
Pada segenap degupan jantungmu
Pada gerak tingkah yang janggal songsang
ketika kesombongan menyelimuti diri
segalanya tampak anggun
segalanya tampak putih dan menyeri
segala nampak indah dan miliki
segala berbau harum semerbak
segala alir kelihatannya enak
Namun
Hakikatnya engkau tertipu
Dengan kebiadaban dunia
Dengan hanyirnya harta benda
Dengan kebusukan usungan darjat
Dengan kejelikan semuanya
Kembalilah saudaraku
Pada hakikat kejadian
Letakkan sombonganmu serendah tapak kakimu
atau di dasar buangan hampasmu
Jangan sesekali meletak egomu di junjungan dastar
Jangan sesekali egomu mencabar kerendahan hamba kepada Tuhan
Ingatlah
kita semua akan
kembali kepada-Nya
Hanya membawa diri yang ketika itu tidak dibenar bicara
Hanya membawa amalan ikhlas taqwa
yang akan dipersembahkan di hadapan-Nya
Maha Adil Segala Pencipta akhir dan mula
Saudaraku jangan sampai kita terlewat terlupa
untuk berkata-kata
Nasuha kepada-Nya
dari dalam aku