Gambar hiasan |
Suatu hari, malaikat maut menampakkan diri dan memberi kabar kepada seseorang menjelang ajalnya. Orang itu berkata, ”Wahai malaikat maut, tangguhkan ajalku sebentar saja, agar aku bisa betaubat kepada Tuhanku dan memohon ampun kepada-Nya.”
Maka malaikat maut pun menjawab, “Sudah lama engkau diberi penangguhan dan dipanjangkan umurmu, namun engkau tidak mau bertaubat serta tidak segera kembali ke jalan Tuhanmu hingga detik ini.
Kesempatan hidupmu telah berakhir saat ini dan telah sampai ajalmu, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah SWT bagi dirimu. Untuk itu, tidak ada kesempatan lagi bagi adanya penangguhan.”
Demikian drama menjelang ajal seseorang seperti yang dituturkan oleh Habib Abdullah Al-Haddad dalam bukunya yang berjudul asli An-Nashaih Ad-Diniyah wa Al-Washaya Al-Imaniyah.
Menurutnya, sebahagian ulama berkata, seandainya manusia memiliki dunia dan seluruh isinya dan memungkinkan baginya untuk membeli satu saat saja dengannya guna bisa menambah panjang usianya atau mengajukan keringanan kepada Tuhannya pada saat yang bersamaan, niscaya telah ia lakukan.
Sesungguhnya sikap lalai dari kepentingan akhirat dan berpaling darinya untuk mengurusi kepentingan dunia serta menyibukkan diri dengannya, penyebabnya adalah panjang angan-angan. Selain itu juga disebabkan oleh keraguan tetang kebenaran keberaadan akhirat.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan