Teladan 34 - Sifat Malu Asma’ Abu Bakar
Gambar hiasan |
Ketika Rasulullah saw. sampai di Madinah, Zubair telah diberi hadiah oleh Rasulullah berupa sebidang tanah, lebih kurang 2 mil jauhnya dari kota. Di kebun itu Asma’ dan Zubair menanam pohon-pohon kurma.
Suatu hari, ketika Asma’ sedang berjalan sambil membawa kurma di atas kepala yang diambil dari kebun tersebut, dia bertemu Rasulullah dan beberapa sahabat Ansar yang sedang menunggang unta. Rasulullah menghentikan untanya lalu meminta Asma’ naik ke atas unta tersebut.
Asma’ merasa malu dnegan Rasulullah dan sahabat yang lain. Tambahan pula dia merasa risau tentang Zubair yang sangat cemburu dan dia takut jika Zubair memarahinya. Rasulullah bagaikan memahami perasaan Asma’, lalu meninggalkannya. Asma’ segera pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, dia menceritakan peristiwa tersebut kepada Zubair tentang perasaan malunya dan perasaan risau terhadap cemburu Zubair yang boleh bertukar menjadi marah. Namun, Zubair berkata, “Demi ALLAH aku lebih cemburu kepadamu yang selalu membawa isi-isi kurma di atas kepalamu sementara aku tidak dapat membantumu.”
Selepas peristiwa itu, Abu Bakar, ayah Asma’ memberikan seorang hamba sahaya kepadanya. Dengan adanya pembantu di rumah, maka segala kerja menjadi lebih mudah baginya.
Norziati binti Mohd Rosman
Tiada ulasan:
Catat Ulasan